Turnamen Golf IKM 2025 Siap Digelar, Minat Peserta Membludak

Jakarta – Turnamen Golf Open 2025 yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) telah memasuki tahap persiapan akhir menjelang pelaksanaannya di Sentul, Bogor pada Minggu (27/4/2025). Event Organizer kegiatan, Harmen, menyatakan bahwa persiapan telah mencapai 90 persen dengan antusiasme peserta yang melebihi ekspektasi. “Persiapan sudah berjalan sangat baik dan on the track tanpa hambatan berarti. Kami tidak menyangka bahwa minat peserta akan sebesar ini,” ungkap Harmen. Kolaborasi antara Oasis dan IKM berhasil menarik sekitar 160 peserta dari berbagai kalangan, baik dari Ranah maupun Rantau Minangkabau. Turnamen bergengsi ini akan memperebutkan Piala Bergilir Menteri Kebudayaan Republik Indonesia. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon dan Perwakilan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar), yakni Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora), Maifrizon dijadwalkan hadir secara langsung untuk membuka acara tersebut. Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Wakil Ketua Komisi VI DPR RI yang juga menjabat sebagai Ketua Harian DPP IKM, H Andre Rosiade. Dukungan dari berbagai pihak ini menunjukkan pentingnya kegiatan yang menggabungkan olahraga dengan penguatan identitas kultural. “Kami ingin menghidupkan kembali minat berolahraga, khususnya golf, di kalangan masyarakat. Turnamen ini merupakan wujud kerinduan dari para pegolf yang sudah lama menantikan kegiatan seperti ini,” ujar Harmen. Ketua IKM Jakarta, Braditi Moulevey Rajo Mudo, tidak hanya berperan sebagai penyelenggara tetapi juga akan turun langsung bertanding dalam turnamen. “IKM mengadakan kegiatan golf pertama kali ini sebagai bagian dari upaya kami menjadi wadah pemersatu perantau Minang,” jelasnya. Braditi menambahkan bahwa IKM tidak hanya berfokus pada satu sektor, tetapi berupaya menyatukan berbagai aspek kehidupan masyarakat Minang di perantauan. “Harapannya, turnamen ini bisa menjadi ajang pemersatu para perantau Minang yang memiliki hobi bermain golf,” katanya. Untuk meningkatkan kemeriahan acara, panitia juga menyiapkan permainan Kesenian Irama Minang (KIM) sebagai bagian dari rangkaian kegiatan. Braditi berharap turnamen golf ini dapat diselenggarakan secara berkelanjutan setiap tahun, serta menjadi inspirasi untuk mengadakan kegiatan olahraga lainnya seperti sepak bola dan voli yang dinantikan oleh perantau Minang. “Dengan penyelenggaraan turnamen ini, IKM membuktikan perannya tidak hanya sebagai organisasi kekeluargaan, tetapi juga sebagai penggerak aktivitas sosial dan olahraga yang menghubungkan masyarakat Minang di seluruh Indonesia,” katanya. Braditi Moulevey Rajo Mudo juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada sejumlah pihak dan sponsor yang telah mendukung penuh pelaksanaan turnamen golf tersebut. “Kami menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak dan sponsor yang mendukung penuh kegiatan ini,” tuturnya. (*)

Braditi Moulevey Rajo Mudo Pimpin Audiensi DPW IKM Jakarta dengan Wakapolda Beristrikan Orang Minang

Jakarta – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ikatan Keluarga Minang (IKM) Jakarta yang dipimpin oleh Braditi Moulevey Rajo Mudo mengadakan pertemuan dengan Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Metro Jaya, Brigjen Pol Djati Wiyoto Abadhy pada Selasa (15/4/2025). Audiensi ini diselenggarakan sebagai upaya membangun komunikasi antara organisasi perantau Minang dengan institusi kepolisian. Dalam pertemuan tersebut, Braditi menegaskan komitmen IKM Jakarta untuk bersinergi dengan kepolisian dalam menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di wilayah hukum Polda Metro Jaya. “Kami sebagai organisasi perantau Minang siap berkolaborasi dengan pihak kepolisian untuk menciptakan lingkungan yang aman dan tertib,” ujar Braditi. Hal menarik dari pertemuan ini terungkap ketika diketahui bahwa Brigjen Pol Djati memiliki ikatan kuat dengan Ranah Minang. Wakapolda Metro Jaya tersebut ternyata memiliki istri yang berasal dari Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Tidak hanya itu, pada awal kariernya di Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Djati juga pernah menjabat sebagai Kapolsek di Polsek Padang Timur. Momentum pertemuan ini juga dimanfaatkan oleh Braditi Moulevey Rajo Mudo beserta jajaran DPW IKM Jakarta untuk mengajak Wakapolda Metro Jaya mendukung pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) DPP IKM yang direncanakan berlangsung pada pertengahan Mei 2025. Mereka juga mengundang Brigjen Pol Djati Wiyoto Abadhy untuk hadir pada acara penting tersebut. “Kami berharap Bapak Wakapolda dapat memberikan dukungan dan kehadirannya pada Munas DPP IKM mendatang, mengingat kedekatan beliau dengan Sumbar,” kata Braditi. Munas DPP IKM tahun ini menjadi momen penting karena akan mengagendakan pemilihan Ketua Umum DPP IKM periode 2025-2030 di salah satu hotel berbintang Jakarta. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, H Andre Rosiade disebut-sebut sebagai calon kuat untuk menggantikan posisi Fadli Zon yang telah menyelesaikan masa jabatannya. Hubungan emosional Brigjen Djati dengan Sumbar tidak hanya karena memiliki istri dari Padang, tetapi juga karena pengalaman kariernya di wilayah tersebut. Hal ini menjadikan Wakapolda Metro Jaya dinilai memiliki ikatan batin yang kuat dengan Ranah Minang dan masyarakatnya. Pertemuan ini merupakan langkah strategis DPW IKM Jakarta dalam membangun jaringan dan dukungan dari berbagai pihak, khususnya dari institusi kepolisian, untuk memastikan kelancaran kegiatan organisasi termasuk penyelenggaraan Munas yang akan datang. (*)

Ketua IKM Jakarta, Braditi Moulevey Rajo Mudo Sebar Baliho Sambut Perantau Minang

Padang – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ikatan Keluarga Minang (IKM) Jakarta, Braditi Moulevey Rajo Mudo, mengungkapkan bahwa dirinya telah memasang sejumlah baliho penyambutan bagi para perantau Minang yang tersebar di berbagai lokasi strategis di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Pemasangan baliho tersebut merupakan bagian dari upaya untuk memperkenalkan IKM kepada masyarakat di kampung halaman serta para perantau yang pulang kampung, khususnya pada momentum Idul Fitri 1446 Hijriah. “Intinya, ini merupakan wujud tanggung jawab saya sebagai Ketua IKM Jakarta untuk lebih memperkenalkan organisasi kepada masyarakat di kampung halaman. Selain itu, kami juga ingin memperkenalkan IKM kepada perantau Minang yang sedang pulang kampung,” kata Braditi Moulevey, Rabu (2/4/2025). Baliho-baliho tersebut, katanya, ditempatkan di lokasi-lokasi strategis seperti kawasan Sawahan, Pasar Pagi Raden Saleh, Indarung, Pantai Padang, hingga Simpang Kampung Jua Bypass. “Penempatan di berbagai titik ini bertujuan untuk memastikan para perantau yang baru tiba di Kota Padang bisa mengetahui IKM dan keberadaan kami secara tak langsung,” katanya. Pada baliho yang dipasang terpampang foto Braditi Moulevey Rajo Mudo dengan ucapan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah” dan “Selamat Datang Perantau Minang di Kota Padang”. “Pesan tersebut menjadi simbol penyambutan hangat dan penghormatan kepada tradisi pulang kampung yang menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Minangkabau,” katanya. Inisiatif pemasangan baliho ini, kata Moulevey, juga mencerminkan peran aktif organisasi IKM Jakarta dalam menjaga silaturahmi antara perantau Minang yang berdomisili di Ibukota dengan kampung halaman mereka. “Melalui kehadiran visual ini, IKM Jakarta berupaya membangun jembatan komunikasi dengan masyarakat di tanah kelahiran sekaligus memperkuat eksistensi organisasi di mata publik,” kata pria yang akrab disapa Levi tersebut. Sebagai organisasi paguyuban yang menaungi perantau Minang di Jakarta, IKM kata Moulevey, memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai dan identitas budaya Minangkabau di perantauan. “Pemasangan baliho-baliho ini merupakan salah satu bentuk komunikasi organisasi dengan masyarakat luas,” katanya. Selain itu, katanya, momentum Idul Fitri yang identik dengan tradisi pulang kampung menjadi kesempatan strategis bagi IKM Jakarta untuk menyapa perantau dan masyarakat di kampung halaman. “Kami pertegas, bahwa pemasangan baliho ini juga sekaligus memperkenalkan keberadaan organisasi yang menjadi rumah bagi perantau Minang di Jakarta,” tuturnya. (*)

Pedagang Minang di Pasar Poncol Menanti Kepastian, DPW IKM Jakarta Kawal Nasib Korban Terdampak Kebakaran

Jakarta – Kepingan abu dan kenangan tersisa di area Pasar Poncol, Senen, Jakarta Pusat (Jakpus) pasca kebakaran yang menghanguskan puluhan kios pedagang pada pertengahan Maret 2025. Kisah pilu sekitar 20 pedagang Minang kini menjadi sorotan, ketika mereka masih menunggu respons definitif dari pemerintah daerah. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ikatan Keluarga Minang (IKM) Jakarta, Braditi Moulevey Rajo Mudo, tampil sebagai penopang utama para pedagang yang kehilangan mata pencaharian. “Pedagang ini adalah warga produktif yang selama ini taat membayar retribusi resmi. Namun, pasca kebakaran, mereka terlantar tanpa kepastian,” katanya, Jumat (28/3/2025). Moulevey mengatakan, kebakaran yang diduga akibat korsleting listrik terjadi pada tanggal 18 Maret 2025 lalu telah menghancurkan 57 kios, dengan kerugian material mencapai Rp500 juta. Mayoritas korban adalah pedagang pakaian yang kehilangan seluruh stok barang dagangan, di mana 20 di antaranya merupakan pedagang asal Minang. “Faktanya, sudah beberapa waktu berlalu pasca kejadian, namun tak ada sinyal konkret dari Pemerintah Kota (Pemko) maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta,” katanya. Melihat hal tersebut, DPW IKM Jakarta tidak tinggal diam. Mereka telah menginisiasi beberapa langkah konkret. Di antaranya, memberikan bantuan paket sembako untuk meringankan beban sementara para pedagang. Kemudian, mengadvokasi kepentingan pedagang untuk mendapatkan perhatian pemerintah serta mempersiapkan dokumen dan bukti kerugian untuk proses pengajuan kompensasi. Saat ini, kata Moulevey, para pedagang menghadapi dilema. Mereka mengharapkan salah satu dari tiga skenario: pembangunan kembali kios, relokasi yang layak, atau kompensasi yang memadai. “DPW IKM Jakarta ingin kepastian. Setiap hari berlalu, beban ekonomi pedagang semakin berat,” katanya. DPW IKM Jakarta secara resmi telah mengajukan sejumlah saran kepada pejabat terkait. Seperti investigasi menyeluruh penyebab kebakaran, transparansi rencana rehabilitasi atau rekonstruksi serta jaminan perlindungan sosial ekonomi bagi pedagang terdampak kebakaran. “Respons pemerintah dinantikan, baik Wali Kota (Wako) Jakpus maupun Gubernur Jakarta belum memberikan tanggapan resmi. Ketidakpastian ini semakin mempertegas kerentanan nasib pedagang kecil di tengah dinamika perkotaan,” katanya. Braditi Moulevey menegaskan bahwa pihaknya meminta keadilan dan perlakuan yang bermartabat bagi para pedagang yang selama ini berkontribusi pada perekonomian daerah. “Mereka bukan sekedar korban musibah, melainkan representasi ketangguhan masyarakat dalam menghadapi ketidakpastian,” katanya. Saat ini, DPW IKM Jakarta telah memberikan bantuan awal berupa paket sembako untuk meringankan beban sementara para pedagang. Namun, mereka berharap pemerintah segera memberikan solusi komprehensif, baik dalam bentuk pembangunan kembali atau relokasi. “Kami akan terus mendampingi para pedagang Minang yang terkena musibah ini, sembari mendesak pemerintah untuk segera memberikan solusi konkret,” tuturnya. (*)

Braditi Moulevey Rajo Mudo Ungkap Rencana Sekolah Rakyat untuk Anak Putus Sekolah di Padang

Padang – Ketua DPW Ikatan Keluarga Minang (IKM) Jakarta, Braditi Moulevey Rajo Mudo melakukan pertemuan dengan Kapolda Sumatera Barat (Sumbar), Irjen Dr Gatot Tri Suryanta, dengan menghasilkan sejumlah temuan krusial terkait persoalan sosial di provinsi tersebut. Dalam pertemuan yang berlangsung di Polda Sumbar, Rabu (26/3/2025), terungkap fakta mengejutkan tentang kondisi generasi muda di daerah ini. Menurut keterangan Kapolda, tawuran yang kerap terjadi di Kota Padang melibatkan anak-anak usia sekolah dengan latar belakang putus sekolah. Akar permasalahan bermula dari dampak pandemi Covid-19 yang memaksa proses belajar mengajar dilakukan secara daring. Kendala keterbatasan ekonomi membuat sejumlah pelajar tidak mampu mengakses pendidikan online akibat minimnya dukungan teknologi. “Anak-anak yang tidak bersekolah rentan terhadap pergaulan negatif. Persoalan sosial seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, hingga isu LGBT menjadi konsekuensi dari minimnya pengawasan dan pembinaan,” katanya. Sebagai respons, DPW IKM Jakarta berencana menginisiasi beberapa program konkret. “Kami akan diskusikan pembentukan sekolah rakyat gratis dan lembaga konseling khusus untuk anak-anak putus sekolah,” katanya. Sementara itu, Kapolda Sumbar, Irjen Dr Gatot Tri Suryanta kata Moulevey, mendorong para perantau Minang untuk aktif membangun kampung halaman. Tidak sekadar pembangunan infrastruktur, namun pemberdayaan masyarakat menjadi fokus utama. “Kita ingin Sumbar menjadi wilayah bebas tawuran dan narkoba. Kolaborasi antara pemerintah, aparat keamanan, dan diaspora atau perantau diharapkan mampu menghasilkan terobosan konkret,” katanya. Pertemuan tersebut, katanya, menggarisbawahi pentingnya kesadaran sejarah dan tanggung jawab bersama dalam membangun generasi berkualitas. Provinsi Sumbar, kata pria asal Kota Padang itu, yang dikenal dengan sejarah perjuangannya, kini menghadapi tantangan baru dalam membina generasi muda. “IKM Jakarta berkomitmen menjadi mitra pemerintah, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi memutus mata rantai persoalan sosial yang menghadang potensi generasi muda Sumbar,” tuturnya. (*)

Braditi Moulevey Rajo Mudo: 350 Anggota IKM Ikuti Program Pulang Basamo IKM Jakarta

Jakarta – Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) Jakarta menyelenggarakan mudik gratis bertajuk “Pulang Basamo 2025” bagi perantau-perantau yang ada di Jakarta. Ketua DPW IKM Jakarta, Braditi Moulevey Rajo Mudo, menjelaskan, program Pulang Basamo 2025 telah memberangkatkan 7 bus dengan peserta 350 orang perantau minang. Proses pelepasan keberangkatan program Pulang Basamo 2025 ini berlangsung di lapangan Masjid At-Tin, TMII, Jakarta Timur, pada Selasa (25/3/2025) pagi. “Alhamdulillah, pertama ini kita bisa memberangkatkan 350 pemudik dengan jumlah 7 bus, dengan tujuan itu Padang dan Kota Bukit Tinggi,” ujar sosok yang akrab disapa Levi tersebut. Levi berkomitmen, program Pulang Basamo ini akan menjadi program rutin yang digelar setiap tahunnya dengan terus berupaya meningkatkan bus dan jumlah pemudik. “Jadi karena ini perdana mungkin busnya nggak banyak. Insya Allah nanti ini akan kita bisa jadikan program tahunan dan insya Allah tahun depan bisa bertambah jumlah armadanya,” ujarnya. Levi menjelaskan, Pulang Basamo ini digelar sebagai bentuk melestarikan tradisi perantau minang yang selalu merayakan lebaran di Kampung Halaman. Pulang Basamo ini juga lebih mengutamakan orang minang yang mengalami kesulitan di tanah rantau dan sudah lama tidak pulang kampung. “Ada yang lapor ke kita itu lebih dari 10 tahun nggak pulang kampung. Ada yang anaknya masih kecil, sekarang anaknya sudah dewasa dan mereka Alhamdulillah bisa ikut Pulang Basamo ini,” katanya “Jadi kita bersyukur sekali-sekali. Dan memang karena terbatas kita nggak umumkan ke publik. Kita khususkan untuk seluruh anggota IKM, ataupun dunsanak kita yang sudah lama nggak pulang ke kampung,” sambungnya. Pada kesempatan tersebut, Levi juga menyampaikan terima kasih kepada para sponsor Pulang Basamo 2025, terutama Bank Nagari. Dengan adanya dukungan ini, ia berharap para perantau juga bisa lebih mengenal Bank Nagari. “Ini sinergi antara ranah dan rantau. Mudah-mudahan perantau-perantau yang ada di Jakarta juga mengenal Bank Nagari, jadi bukan hanya di Sumatera Barat, tapi juga di Jakarta maupun di daerah lain kenal dengan Bank Nagari,” tuturnya. (*)

Pendaftaran Ditutup, Program Pulang Basamo DPW IKM Jakarta Siap Berangkat 25 Maret

Jakarta – Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Keluarga Minang (DPW IKM) Jakarta menggelar program Pulang Basamo 2025 untuk memfasilitasi perantau Minang di Jakarta yang ingin pulang kampung. Program ini diinisiasi langsung oleh Ketua DPW IKM Jakarta, Braditi Moulevey Rajo Mudo. Menurut Braditi Moulevey, program bus gratis ini akan diberangkatkan pada Selasa (25/3/2025) dari kawasan Masjid At-Tin, Jakarta Timur. “Kami menyiapkan 6 unit bus untuk program Pulang Basamo tahun ini,” ujar Braditi saat dihubungi, Sabtu (22/3/2025). Braditi mengungkapkan bahwa pendaftaran untuk program ini sudah ditutup karena keterbatasan jumlah bus. “Dikarenakan bus terbatas, penumpang dibatasi khusus anggota IKM di setiap masing-masing DPD dan DPC di Jakarta,” jelasnya. Program Pulang Basamo ini tidak diumumkan secara terbuka kepada publik karena memang dikhususkan bagi anggota IKM dengan kriteria tertentu. “Program ini diprioritaskan bagi anggota IKM yang sudah lama tidak pulang kampung atau perantau serta pelajar Minang yang benar-benar mengalami kesulitan untuk pulang ke kampung halaman merayakan lebaran,” terang Braditi. Dia menegaskan bahwa program Pulang Basamo 2025 merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai Ketua DPW IKM Jakarta. “Intinya, program Pulang Basamo IKM Jakarta 2025 ini memang merupakan tanggung jawab kami sebagai ketua DPW, mengusahakan bus pulang basamo bagi perantau Minang di Jakarta,” ungkapnya. Meski tahun ini jumlah bus masih terbatas, Braditi berjanji akan berupaya menambah armada untuk program serupa di tahun mendatang. “Insya Allah tahun depan kita akan usahakan lebih banyak lagi,” katanya. Braditi juga menyampaikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah mendukung terselenggaranya program Pulang Basamo 2025. “Terima kasih bagi pihak yang membantu acara ini, seperti Bank Nagari dan pihak lainnya,” ucapnya. Program Pulang Basamo ini, katanya, merupakan wujud kepedulian DPW IKM Jakarta terhadap kesejahteraan perantau Minang di Ibu Kota. Dengan adanya fasilitas bus gratis, diharapkan dapat meringankan beban perantau Minang yang ingin pulang ke kampung halaman namun terkendala biaya transportasi. Meski pendaftaran untuk program tahun ini sudah ditutup, informasi mengenai program Pulang Basamo untuk tahun berikutnya dapat diketahui melalui pengumuman resmi dari DPW IKM Jakarta yang akan disampaikan kepada anggota di masing-masing DPD dan DPC. “Program ini juga menjadi salah satu bukti kuatnya ikatan kekeluargaan dalam komunitas perantau Minang di Jakarta, sekaligus menjadi sarana untuk terus menjaga hubungan dengan kampung halaman bagi para perantau,” tuturnya. (*)

Braditi Moulevey Rajo Mudo: Kajian Adat Minangkabau DPW IKM Jakarta di Surau akan Terus Dilanjutkan

Jakarta – Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Keluarga Minang (DPW IKM) Jakarta menggelar acara kajian adat Minangkabau di Masjid atau Surau yang diklaim sebagai yang pertama di Indonesia. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi masyarakat Minang di perantauan untuk memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai adat, khususnya terkait persoalan tanah ulayat dan pusako yang menjadi isu krusial bagi banyak perantau. Acara yang diselenggarakan pada Senin (17/3/2025) di Masjid IKM Al Furqan, Jalan Majelis nomor 19, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, berlangsung dari pukul 15.00 WIB hingga larut malam. Kajian yang semula direncanakan selesai sebelum Maghrib ternyata mendapat respons luar biasa dari peserta yang meminta perpanjangan waktu hingga pukul 23.00 WIB. Ketua DPW IKM Jakarta, Braditi Moulevey Rajo Mudo, mengatakan bahwa kajian adat ini merupakan implementasi nyata dari falsafah Minangkabau “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah” (ABS SBK) yang menegaskan bahwa adat Minangkabau berlandaskan pada syariat Islam, dan syariat Islam berlandaskan pada Kitabullah (Al-Quran). “Ini adalah kajian adat Minang yang pertama di Indonesia, sesuai dengan falsafah Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah. Tujuannya adalah bagaimana orang Minang mempelajari adat Minang itu sendiri, sehingga atas alasan itulah kita menggelar kajian adat yang diselenggarakan di Masjid Al Furqan,” ujar Braditi. Kegiatan tersebut, katanya, tidak sebatas kajian adat, tetapi dirangkai dengan berbagai kegiatan religius dan sosial. Dimulai dengan salat Ashar berjamaah, dilanjutkan dengan kajian adat, buka puasa bersama, penyerahan bantuan untuk anak yatim dan duafa, salat Isya dan tarawih berjamaah, hingga kembali berlanjut dengan sesi kajian dan tanya jawab hingga larut malam. “Alhamdulillah, kegiatan ini berhasil dilaksanakan dengan baik. Acara diikuti oleh peserta dengan sangat antusias, mulai dari salat Ashar berjamaah, hingga dihadiri pejabat dari Pemprov Sumbar, juga dihadiri oleh Sekretaris Perusahaan (Sekper) Bank Nagari, Tasman beserta jajaran pimpinan cabang Bank Nagari di Jakarta dan juga oleh Bupati Solok serta tokoh masyarakat Minang yang ada di Jakarta,” papar Braditi. Antusiasme masyarakat mengikuti kajian adat terbukti dari durasi acara yang melebihi jadwal semula. “Tanpa disangka, kajian yang harusnya selesai setelah Ashar, ternyata para peserta menginginkan kajian lanjutan, sehingga setelah berbuka puasa ada penyerahan simbolis bantuan untuk anak yatim dan duafa berupa santunan, salat Isya dan tarawih. Peserta masyarakat IKM melanjutkan kajian hingga pukul 23.00 WIB, termasuk sesi tanya jawab,” ungkap Moulevey. Kajian adat ini mengangkat tema “Peran Mamak di Rantau”, yang membahas tentang bagaimana peran seorang paman dari garis keturunan ibu dalam struktur keluarga Minangkabau, khususnya dalam konteks masyarakat Minang yang merantau. Namun, diskusi berkembang pada persoalan-persoalan yang lebih spesifik, terutama terkait tanah ulayat dan tanah pusako. “Banyak persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat kita, seperti tanah ulayat atau tanah pusako. Ini yang menjadi fokus malam itu, bagaimana hampir seluruh masalah yang timbul dari para perantau Minang ini tentang banyaknya atau adanya tanah ulayat dan pusako mereka itu yang di kampung sekarang ditempati oleh orang luar, karena banyaknya saudara mereka yang di rantau, tidak ada keluarga yang di kampung,” kata Braditi Moulevey. Fenomena rumah gadang yang kosong dan tidak berpenghuni menjadi salah satu persoalan yang dibahas dalam kajian tersebut. “Sehingga, banyak terjadi rumah mewah, bagus, bagonjong, rumah gadang kosong namun tidak ada penghuni, karena penghuninya ada di rantau,” tambahnya. Pendampingan Hukum Adat Menyikapi berbagai persoalan tersebut, DPW IKM Jakarta berkomitmen untuk terus memberikan edukasi dan pendampingan hukum adat kepada masyarakat Minang di perantauan. “Di sinilah nantinya, ke depan DPW IKM Jakarta akan terus mensosialisasikan bersama-sama dengan tokoh-tokoh adat, seperti datuak-datuak penasihat ini memberikan edukasi mengenai hukum adat, tanah pusako, memberikan pendampingan dalam persoalan hukum adat, sebagaimana dalam hal ini tanah adat pusako dan juga mengenai tanah keluarga, pusako tinggi maupun randah,” katanya. Sebagai pembicara utama dalam kajian adat ini, DPW IKM Jakarta menghadirkan Dewan Penasihat DPW IKM Jakarta yang juga merupakan tokoh adat terkemuka, Duli Yang Mulia Pucuk Bulek Alam Minangkabau, Tengku Irwansyah, Angku Datuk Katumanggungan. Kehadiran tokoh adat ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai adat Minangkabau kepada peserta kajian. Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari kalangan IKM, seperti Sekjen DPP IKM, Nefri Hendri, jajaran pengurus DPW, DPD, dan DPC se-Jakarta, Bupati Solok, Jon Firman Pandu serta Kepala Badan Penghubung Pemprov Sumbar di Jakarta, Aschari Cahyaditama. “Kehadiran para pengurus ini menunjukkan komitmen kami dalam melestarikan dan menguatkan nilai-nilai adat Minangkabau di tengah masyarakat perantau,” kata Braditi. Penyelenggaraan kajian adat Minang ini merupakan bagian dari upaya DPW IKM Jakarta untuk memperkuat identitas dan nilai-nilai budaya Minangkabau di kalangan masyarakat perantau. Di tengah arus modernisasi dan globalisasi, pemahaman terhadap adat dan budaya leluhur menjadi semakin penting untuk mempertahankan jati diri dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan secara turun-temurun. “Jadi tentang adat, sosial dan agama, dapat semuanya dalam satu kegiatan. Di saat yang lain merencanakan kembali ke surau, IKM Jakarta telah berbuat, mengadakan acara di surau,” ujar Braditi dengan bangga. Selain kajian adat dan kegiatan religius, acara ini juga diwarnai dengan kegiatan santunan kepada anak yatim dan kaum dhuafa. “Kami juga memberikan santunan anak yatim dan dhuafa, jumlahnya sekitar 130 orang. Kemudian 100 santunan lainnya kami berikan di sejumlah kawasan Jakarta,” tambah Braditi. Kegiatan sosial ini, katanya, merefleksikan semangat berbagi dalam bulan Ramadan sekaligus menjalankan tanggung jawab sosial organisasi terhadap masyarakat yang membutuhkan. Melihat antusiasme masyarakat yang begitu besar, DPW IKM Jakarta berencana untuk melanjutkan program kajian adat ini secara berkala. “Kegiatan ini menarik, kami akan terus melanjutkan, memberikan edukasi hukum adat dan juga pendampingan hukum adat,” tegas Braditi. Dengan semangat “Salam Badunsanak” yang berarti salam persaudaraan, DPW IKM Jakarta berharap acara ini dapat memperkuat tali silaturahmi antar masyarakat Minang di perantauan, sekaligus sebagai wadah untuk memperdalam pemahaman tentang adat dan budaya Minangkabau yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal. Braditi Moulevey Rajo Mudo kembali menekankan pentingnya kajian adat ini bagi masyarakat Minang. “Tujuannya adalah bagaimana orang Minang ini mempelajari adat Minang itu sendiri, seperti itulah dasarnya, sehingga atas dasar itulah kita menggelar kajian adat yang diselenggarakan di Masjid Al Furqan ini,” tuturnya. (*)

DPW IKM Jakarta Gelar Kajian Adat dan Bukber, Braditi Moulevey Rajo Mudo: Ini Kajian Adat Minang Pertama di Indonesia

Jakarta – Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Keluarga Minang (DPW IKM) Jakarta menggelar acara kajian adat Minangkabau yang diklaim sebagai yang pertama di Indonesia. Kegiatan ini berlangsung pada Senin (17/3/2025) di Masjid IKM Al Furqan, Jalan Majelis nomor 19, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, mulai pukul 15.00 WIB hingga selesai dan disiarkan secara Live Streaming di Kanal YouTube IKM. Ketua DPW IKM Jakarta, Braditi Moulevey Rajo Mudo, menjelaskan bahwa kajian adat ini merupakan implementasi dari falsafah Minangkabau yang terkenal, yaitu Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS SBK). Falsafah ini menegaskan bahwa adat Minangkabau berlandaskan pada syariat Islam, dan syariat Islam berlandaskan pada Kitabullah (Al-Quran). “Ini adalah kajian adat Minang yang pertama di Indonesia, sesuai dengan falsafah Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah. Tujuannya adalah bagaimana orang Minang ini mempelajari adat Minang itu sendiri, seperti itulah dasarnya, sehingga atas alasan itulah kita menggelar kajian adat yang diselenggarakan di Masjid Al Furqan,” ujar Braditi Moulevey. Acara ini tidak hanya sebatas kajian adat, tetapi juga dirangkai dengan kegiatan buka puasa bersama dan diakhiri dengan salat tarawih berjamaah. Menurut Braditi Moulevey, penyelenggaraan kajian adat bersamaan dengan momentum Ramadhan ini memiliki makna tersendiri sebagai bentuk penguatan nilai-nilai Islam yang menjadi landasan adat Minangkabau. Kajian adat tersebut akan mengangkat tema “Peran Mamak di Rantau”, yang membahas tentang bagaimana peran seorang paman dari garis keturunan ibu dalam struktur keluarga Minangkabau, khususnya dalam konteks masyarakat Minang yang merantau. “Dalam sistem matrilineal Minangkabau, mamak memiliki tanggung jawab penting dalam membimbing keponakan dan menjaga keberlangsungan nilai-nilai adat,” katanya. Sebagai pembicara utama dalam kajian adat ini, DPW IKM Jakarta menghadirkan Dewan Penasihat DPW IKM Jakarta yang juga merupakan tokoh adat terkemuka, Duli Yang Mulia Pucuk Bulek Alam minangkabau, Tengku Irwansyah, Angku Datuk Katumanggungan. Kehadiran tokoh adat ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai adat Minangkabau kepada peserta kajian. Acara ini dipastikan akan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari kalangan IKM, di antaranya Ketua Harian DPP IKM, H Andre Rosiade, jajaran pengurus DPW, DPD, dan DPC se-Jakarta. “Kehadiran para pengurus ini menunjukkan komitmen kami dalam melestarikan dan menguatkan nilai-nilai adat Minangkabau di tengah masyarakat perantau,” katanya. Tidak hanya kajian adat dan buka puasa bersama, acara ini juga akan diwarnai dengan kegiatan santunan kepada anak yatim dan kaum dhuafa. “Insya Allah juga akan ada santunan anak yatim dan dhuafa, jumlahnya sekitar 130 orang,” tambah Braditi. Kegiatan sosial ini, katanya, merefleksikan semangat berbagi dalam bulan Ramadhan sekaligus menjalankan tanggung jawab sosial organisasi terhadap masyarakat yang membutuhkan. DPW IKM Jakarta melalui akun resminya juga mengajak seluruh keluarga besar IKM dan masyarakat Minang di Jakarta untuk hadir dalam acara ini. “Hadiri Buka Puasa Bersama Keluarga Besar DPW IKM Jakarta serta ceramah Kajian Adat bersama Dewan Penasehat DPW IKM Jakarta,” demikian tertulis dalam undangan yang disebarkan melalui media sosial dengan tagar #ikatankeluargaminang. Penyelenggaraan kajian adat Minang ini, kata Moulevey, merupakan bagian dari upaya DPW IKM Jakarta untuk memperkuat identitas dan nilai-nilai budaya Minangkabau di kalangan masyarakat perantau. Di tengah arus modernisasi dan globalisasi, pemahaman terhadap adat dan budaya leluhur menjadi semakin penting untuk mempertahankan jati diri dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan secara turun-temurun. Dalam penutup keterangannya, Braditi Moulevey Rajo Mudo kembali menekankan pentingnya kajian adat ini bagi masyarakat Minang. “Tujuannya adalah bagaimana orang Minang ini mempelajari adat Minang itu sendiri, seperti itulah dasarnya, sehingga atas alasan itulah kita menggelar kajian adat yang diselenggaran di Masjid Al Furqan dan sekaligus nanti buka bersama dan diakhiri dengan salat tarawih berjamaah,” ujarnya. Dengan semangat “Salam Badunsanak” yang berarti salam persaudaraan, DPW IKM Jakarta berharap acara ini dapat memperkuat tali silaturahmi antar masyarakat Minang di perantauan. “Sekaligus sebagai wadah untuk memperdalam pemahaman tentang adat dan budaya Minangkabau yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal,” tuturnya. (*)

Jaringan

Pengurus IKM Jakarta

DPD IKM Jakarta

Contact

admin@ikmjakarta.id

© 2024 Dari Rantau untuk Ranah