Jakarta – Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Keluarga Minang (DPW IKM) Jakarta menggelar acara kajian adat Minangkabau yang diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.
Kegiatan ini berlangsung pada Senin (17/3/2025) di Masjid IKM Al Furqan, Jalan Majelis nomor 19, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, mulai pukul 15.00 WIB hingga selesai dan disiarkan secara Live Streaming di Kanal YouTube IKM.
Ketua DPW IKM Jakarta, Braditi Moulevey Rajo Mudo, menjelaskan bahwa kajian adat ini merupakan implementasi dari falsafah Minangkabau yang terkenal, yaitu Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS SBK).
Falsafah ini menegaskan bahwa adat Minangkabau berlandaskan pada syariat Islam, dan syariat Islam berlandaskan pada Kitabullah (Al-Quran).
“Ini adalah kajian adat Minang yang pertama di Indonesia, sesuai dengan falsafah Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah. Tujuannya adalah bagaimana orang Minang ini mempelajari adat Minang itu sendiri, seperti itulah dasarnya, sehingga atas alasan itulah kita menggelar kajian adat yang diselenggarakan di Masjid Al Furqan,” ujar Braditi Moulevey.
Acara ini tidak hanya sebatas kajian adat, tetapi juga dirangkai dengan kegiatan buka puasa bersama dan diakhiri dengan salat tarawih berjamaah.
Menurut Braditi Moulevey, penyelenggaraan kajian adat bersamaan dengan momentum Ramadhan ini memiliki makna tersendiri sebagai bentuk penguatan nilai-nilai Islam yang menjadi landasan adat Minangkabau.
Kajian adat tersebut akan mengangkat tema “Peran Mamak di Rantau”, yang membahas tentang bagaimana peran seorang paman dari garis keturunan ibu dalam struktur keluarga Minangkabau, khususnya dalam konteks masyarakat Minang yang merantau.
“Dalam sistem matrilineal Minangkabau, mamak memiliki tanggung jawab penting dalam membimbing keponakan dan menjaga keberlangsungan nilai-nilai adat,” katanya.
Sebagai pembicara utama dalam kajian adat ini, DPW IKM Jakarta menghadirkan Dewan Penasihat DPW IKM Jakarta yang juga merupakan tokoh adat terkemuka, Duli Yang Mulia Pucuk Bulek Alam minangkabau, Tengku Irwansyah, Angku Datuk Katumanggungan.
Kehadiran tokoh adat ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai adat Minangkabau kepada peserta kajian.
Acara ini dipastikan akan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari kalangan IKM, di antaranya Ketua Harian DPP IKM, H Andre Rosiade, jajaran pengurus DPW, DPD, dan DPC se-Jakarta.
“Kehadiran para pengurus ini menunjukkan komitmen kami dalam melestarikan dan menguatkan nilai-nilai adat Minangkabau di tengah masyarakat perantau,” katanya.
Tidak hanya kajian adat dan buka puasa bersama, acara ini juga akan diwarnai dengan kegiatan santunan kepada anak yatim dan kaum dhuafa.
“Insya Allah juga akan ada santunan anak yatim dan dhuafa, jumlahnya sekitar 130 orang,” tambah Braditi.
Kegiatan sosial ini, katanya, merefleksikan semangat berbagi dalam bulan Ramadhan sekaligus menjalankan tanggung jawab sosial organisasi terhadap masyarakat yang membutuhkan.
DPW IKM Jakarta melalui akun resminya juga mengajak seluruh keluarga besar IKM dan masyarakat Minang di Jakarta untuk hadir dalam acara ini.
“Hadiri Buka Puasa Bersama Keluarga Besar DPW IKM Jakarta serta ceramah Kajian Adat bersama Dewan Penasehat DPW IKM Jakarta,” demikian tertulis dalam undangan yang disebarkan melalui media sosial dengan tagar #ikatankeluargaminang.
Penyelenggaraan kajian adat Minang ini, kata Moulevey, merupakan bagian dari upaya DPW IKM Jakarta untuk memperkuat identitas dan nilai-nilai budaya Minangkabau di kalangan masyarakat perantau.
Di tengah arus modernisasi dan globalisasi, pemahaman terhadap adat dan budaya leluhur menjadi semakin penting untuk mempertahankan jati diri dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Dalam penutup keterangannya, Braditi Moulevey Rajo Mudo kembali menekankan pentingnya kajian adat ini bagi masyarakat Minang.
“Tujuannya adalah bagaimana orang Minang ini mempelajari adat Minang itu sendiri, seperti itulah dasarnya, sehingga atas alasan itulah kita menggelar kajian adat yang diselenggaran di Masjid Al Furqan dan sekaligus nanti buka bersama dan diakhiri dengan salat tarawih berjamaah,” ujarnya.
Dengan semangat “Salam Badunsanak” yang berarti salam persaudaraan, DPW IKM Jakarta berharap acara ini dapat memperkuat tali silaturahmi antar masyarakat Minang di perantauan.
“Sekaligus sebagai wadah untuk memperdalam pemahaman tentang adat dan budaya Minangkabau yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal,” tuturnya. (*)